DOMPU, TOFO-NEWS.COM – Secara umum, Kabupaten Dompu, memiliki 7 jenis tanah utama yaitu Aluvial, Andosol, Gleisol, Grumusol, Kambisol, Litosol, dan Regosol. Kambisol adalah jenis tanah paling dominan, kemudian diikuti Litosol, Regosol, dan Gleisol. Secara ringkas keempat jenis tanah ini dijelaskan sebagai Kambisol adalah tanah yang berkembang di atas batu gamping. Jenis tanah ini ditemukan di dataran tinggi batu gamping dan daerah sekitar erosi, serta memiliki horizon A berwarna merah gelap hingga coklat gelap kemerahan dengan tekstur sedang (lempung) hingga agak halus (lempung liat berdebu).
Konsistensi gembur hingga agak teguh pada keadaan lembab. Selain itu, jenis tanah ini agak masam (pH 5,5) dan memiliki solum dengan kedalaman dalam sampai sangat dalam dan tersebar pada area dengan kemiringan lereng > 15 %. Secara genesis, jenis tanah ini termasuk tanah yang sedang berkembang karena tidak ditemukan gejala-gejala hidromorfik (pengaruh air) di dalam penampang 59 cm dari permukaan tanah.
Litosol merupakan jenis tanah berbatu dengan lapisan tanah tidak begitu tebal. Penampangnya besar dan berbentuk kerikil, pasir, atau batu-batuan kecil, karena sedikit sekali mengalami perubahan struktur atau profil dari batuan asal. Tanah litosol umumnya kurang cocok untuk pertanian karena miskin unsur hara. Jenis tanah ini terbentuk dari batuan beku akibat proses letusan gunung berapi dan sedimen keras yang proses pelapukan kimia (dengan bantuan organisme hidup) dan fisikanya (dengan bantuan sinar matahari dan hujan) belum sempurna, sehingga struktur asal batuan induknya masih terlihat.
Oleh sebab itu, tanah litosol disebut tanah yang paling muda. Bahan induknya dangkal (kurang dari 45 cm) dan seringkali tampak di permukaan tanah sebagai batuan padat yang padu. Jenis tanah ini belum lama mengalami pelapukan dan sama sekali belum mengalami perkembangan.
Regosol merupakan jenis tanah dengan butiran kasar yang berasal dari material erupsi gunung berapi (hasil peristiwa vulkanisme). Di wilayah Pulau Sumbawa, sebagian besar berada di sekitar Gunung Tambora dan Gunung Sangiang. Bentuk wilayahnya berombak sampai bergunung, mempunyai sifat subur, bertekstur tanah kasar, butiran- butirannya kasar, berwarna keabuan, kaya unsur hara, cenderung gembur, mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi, serta peka terhadap erosi tanah sehingga mudah tererosi. Regosol sangat cocok untuk pertanian khususnya tanaman padi, kelapa, tebu, palawija, tembakau, dan sayuran Penggunaan tanah regosol sebagai lahan pertanian dapat dilakukan jika sifat fisika, kimia, dan biologinya diperbaiki terlebih dahulu. Sifat fisika yang menjadi penghambat adalah drainase dan porositas yang sangat tinggi serta belum membentuk agregat, sehingga peka terhadap erosi.
Hal ini menyebabkan tingkat produktivitas tanah regosol rendah. Perbaikan tanah perlu dilakukan untuk memperkecil faktor pembatas yang ada, sehingga mempunyai tingkat kesesuaian yang lebih baik untuk lahan pertanian. Untuk menghindari kerusakan tanah lebih lanjut dan meluas, diperlukan usaha konservasi tanah dan air yang lebih mantab. Salah satu upaya pengelolaan dalam rangka peningkatan produktivitas sumberdaya lahan dengan cara penambahan energi berupa amelioran, bahan organik dan pemupukan. (adv)