DOMPU – Keunikan karakter gelombang kembar di pantai Lakey Hu’u Dompu, selalu menantang para pesurfer untuk mencoba menjajaki dan mengendarainya. Tidak heran banyak pesurfer dari berbagai negara hendak menguji nyali dan menjajal kemampuan mereka di gelombang ini. 
Ammon salah seorang pesurfer asal Jerman yang menginap di Merpati Inn mengaku harus bangun lebih awal agar bisa lebih lama menikmati keunikan gelombang “Lakey Peak”. “sedikit orang yang main di pagi hari sehingg tidak berebutan gelombang,” jelas Ammon kepada wartawan pada pagi hari pukul 05.40 Rabu 03/09/2025 saat dia tengah berjalan menuju pantai Lakey.
Biasanya, ketika mereka harus masuk pantai untuk main surfing di pagi buta seperti yang dilakukan oleh Ammon, mereka akan keluar istirahat pada sekitar jam 09.00 sekalian untuk sarapan.
Kebiasaan para pesurfer yang ke Lakey untuk lebih pagi masuk ke gelombang Lakey Peak tidak hanya terjadi sekarang namun sudah berlangsung sejak puluhan tahun silam.
Laksana kaum muslimin yang hendak mengejar waktu sholat subuh di Masjid, ketika Adzan berkumandang di Masjid Hotel Balumba, wartawan media ini menemukan beberapa orang pesurfer berkebangsaan Jerman sedang mempersiapkan diri memasang papan surfing dan menggosok wax sebagai perekat kaki di papan, mereka hendak mengendarai gelombang kembar Lakey Peak.
Ketika Kejuaraan Surfing International yang digelar pemerintah Kabupaten Dompu kerjasama dengan Indonesia Surfing Association (INSA) pada Juli tahun 1996 arus kunjungan Pecinta Olahraga Surfing mulai banyak berdatangan ke Dompu karena harus mempelajari karakter gelombang Lakey.
“event ini berturut dilaksanakan di tahun 1996 dan 1997 dan hasilnya luar biasa bagi perkembangan industri pariwisata dan kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke pantai Lakey,” kisah Ilyas Jakariah yang selama ini terus memantau perkembangan Industri Pariwisata di Dompu.
Menurut Ilyas, kunjungan wisman di Pantai Lakey saat ini merupakan buah dari promosi wisata pada kejuaraan surfing tahun 1996 dan 1997 di masa Bupati Dompu Drs. H. Hidayat Ali dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Dompu Drs. H. Asikin Ahmad.
“sayangnya event kejuaraan surfing ini tidak dilanjutkan oleh Bupati – Bupati selanjut, sehingga dengan sendirinya tidak ada lagi promosi wisata Lakey di sejumlah negara terutama di Australia, Amerika, Inggris, Jepang, Portugis, Afrika Selatan, Denmark, Scotlandia, Selandia Baru, Prancis dan banyak negara lain,” jelasnya.
Menjawab pertanyaan wartawan, Ilyas menyebut bahwa dibutuhkan program berkelanjutan apabila hendak meningkatkan kunjungan wisata di daerah ini. “Tambora Menyapa Dunia (TMD) merupakan contoh program yang sia-sia dan tidak memberi dampak pada kunjungan wisata di Dompu terutama di Gunung Tambora,” terang Ilyas. (Idin)
3,354 total views, 2 views today









